Beranda | Artikel
Nasehat yang Indah tentang Niat Baik dan Niat Buruk - Syaikh Sulaiman ar-Ruhaily
Sabtu, 27 November 2021

Nasehat yang Indah tentang Niat Baik dan Niat Buruk – Syaikh Sulaiman ar-Ruhaily

Dengarkan, wahai saudara-saudara! Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membagi keadaan manusia berdasarkan niat hanya menjadi empat kelompok.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di dunia ini hanya terdapat empat jenis orang, empat kelompok manusia, ….

PERTAMA: Seseorang yang Allah ‘azza wa jalla berikan kepadanya harta dan ilmu sehingga dia mengerti hak Allah pada harta tersebut, dia menyambung silaturahmi dan bertakwa kepada Allah dengan harta tersebut, maka orang ini berada pada kedudukan yang paling mulia.

KEDUA: Seorang hamba yang Allah berikan kepadanya ilmu namun tidak Allah berikan harta. Dia memiliki niat yang jujur. Dia berkata, ‘Andai kata aku memiliki harta, sungguh aku akan beramal seperti si fulan.’ Dan dia konsisten dengan niatnya maka pahala mereka berdua sama. …

KETIGA: Seorang hamba yang Allah ‘azza wa jalla berikan kepadanya harta namun tidak Allah berikan ilmu sehingga dia berlaku sembarangan pada hartanya dan tidak pula bertakwa pada Allah dengan harta tersebut, tidak menyambung silaturahmi dengannya, dan dia tidak mengerti hak Allah, maka orang ini berada pada derajat yang paling buruk. …

KEEMPAT: Seorang hamba yang tidak Allah berikan kepadanya harta dan tidak pula ilmu, dan dia berkata, ‘Seandainya saya memiliki harta, pasti aku akan berbuat seperti si fulan.’ Dan dia dengan niatnya tersebut maka dosa mereka berdua sama.”
(HR. Tirmizi)

Renungkan, wahai saudara-saudara! Dampak niat terhadap keadaan manusia! Orang pertama berniat baik dan mengamalkannya sehingga dia berada pada kedudukan yang paling utama dengan kesaksian dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Orang kedua tidak memiliki harta namun dia memiliki niat yang baik dan berkata, “Andai kata aku memiliki harta, sungguh aku akan beramal seperti amal perbuatan orang baik ini.” Dan dia konsisten di atas niatnya sehingga pahala mereka berdua sama.

Maksudnya, dia mendapat pahala sama besarnya seperti orang yang sudah bersedekah di jalan Allah, menurut pendapat yang lebih kuat dari beberapa pendapat ulama, walaupun kedudukan orang yang sudah bersedekah tetap lebih tinggi, dengan dalil sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Orang ini berada pada kedudukan yang paling mulia.”

Adapun orang ketiga adalah orang yang Allah berikan rezeki berupa harta namun tidak dikaruniai ilmu sehingga dia berbuat sembarangan dalam hartanya, tidak membedakan yang halal dan yang haram, tidak menyambung silaturahmi, tidak mengerti hak Allah pada harta tersebut, orang ini berada pada derajat yang paling buruk.

Dan seseorang yang tidak Allah beri harta dan tidak pula ilmu namun karena dia memiliki niat buruk dan berkata, “Seandainya saya memiliki harta, sungguh aku akan berbuat seperti si fulan.” Maka dosa mereka berdua sama.

Dengarkan, wahai saudara-saudara! Ini adalah kabar gembira dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan dampak niat terhadap keadaan manusia.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa tidur dalam keadaan berniat untuk kemudian bangun salat malam namun kemudian dia tertidur pulas hingga pagi tiba, ditulis baginya pahala sesuai niatnya dan tidurnya adalah sedekah dari Allah kepadanya.” (HR. An-Nasa’i)

Barang siapa yang sebelum tidur berniat bahwa dia sungguh akan bangun di akhir malam untuk salat karena Allah ‘azza wa jalla namun tertidur pulas hingga pagi hari, dia tidak bangun kecuali setelah muazin mengumandangkan azan salat Subuh, apa kabar gembira untuknya? Dituliskan baginya pahala sebagaimana yang dia niatkan.

Apabila dia berniat untuk salat sebelas rakaat, akan ditulis baginya pahala salat sebelas rakaat.

Apabila dia berniat untuk salat tujuh rakaat, akan ditulis baginya pahala salat tujuh rakaat pula.

Kemudian perhatikan kebalikannya, wahai saudara-saudara! Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila dua orang muslim bertarung dengan pedang mereka, maka yang membunuh dan yang terbunuh di neraka.”

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, yang membunuh tentu saja masuk neraka, namun kok yang terbunuh juga masuk neraka?” Beliau bersabda, “Sungguh karena dia juga berniat sangat ingin membunuh saudaranya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketika dua pedang sudah saling bertemu, masing-masing ingin membunuh saudaranya namun salah seorang dari mereka lebih duluan membunuh sehingga dia berada di neraka karena membunuh saudaranya.

Demikian juga yang terbunuh juga di neraka karena sebenarnya dia juga berniat ingin membunuh saudaranya dan telah berusaha melakukannya dengan menebaskan pedangnya ke arah saudaranya.

===============================================================================

بَلِ اسْمَعُوا أَيُّهَا الْإِخْوَةُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَصَرَ أَحْوَالَ النَّاسِ فِي أَرْبَعَةٍ تَتْبَعُ النِّيَّةَ

فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ أَرْبَعَةِ أَصْنَافٍ

عَبْدٌ رَزَقَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ يَعْلَمُ لِلهِ فِيهِ حَقًا

وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَيَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ

وَعَبْدٌ رَزَقَهُ اللهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالًا فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَا عَمِلْتُ مِثْلَ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ

وَعَبْدٌ رَزَقَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ مَالًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا فَهُوَ يَخْبِطُ فِي مَالِهِ وَلَا يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ وَلَا يَصِلُ بِهِ رَحِمَهُ وَلَا يَعْلَمُ لِلهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَخْبَثِ الْمَنَازِلِ

وَعَبْدٌ رَزَقَهُ… لَمْ يَرْزُقْهُ اللهُ مَالًا وَلَا عِلْمًا فَيَقُولُ لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ مِثْلَ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ
رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ

تَأَمَّلُوْا أَيُّهَا الْإِخْوَةُ أَثَرَ النِّيَّةِ فِي الْأَحْوَالِ الْأَوَّلُ نَوَى الْخَيْرَ وَعَمِلَ فَهُوَ بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ بِشَهَادَةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

وَالثَّانِي لَا مَالَ عِنْدَهُ لَكِنَّ لَهُ نِيَّةً طَيِّبَةً فَيَقُولُ لَوْ أَنَّ عِنْدِي مَالًا لَعَمِلْتُ مِثْلَ هَذَا الرَّجُلِ الطَّيِّبِ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ

أَيْ أَنَّهُ يُؤْجَرُ كَمَنْ تَصَدَّقَ فِي سَبِيلِ اللهِ عَلَى الرَّاجِحِ مِنْ أَقْوَالِ أَهْلِ الْعِلْمِ وَإِنْ كَانَ الَّذِي تَصَدَّقَ أَعْلَى مِنْهُ

بِدَلِيلِ قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ

وَأَمَّا الثَّالِثُ فَهُوَ رَجُلٌ لَمْ يَرْزُقْ… رَزَقَهُ اللهُ مَالًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا فَهُوَ يَخْبِطُ فِي الْمَالِ لَا يَعْرِفُ حَلَالًا مِنْ حَرَامٍ وَلَا يَصِلُ بِهِ رَحِمَهُ وَلَا يَعْرِفُ لِلهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَخْبَثِ الْمَنَازِلِ

وَرَجُلٌ لَمْ يَرْزُقْهُ اللهُ مَالًا وَلَا عِلْمًا لَكِنَّ نِيَّتَهُ خَبِيثَةٌ فَهُوَ يَقُولُ لَوْ أَنَّ عِنْدِي مَالًا لَعَمِلْتُ مِثْلَ فُلَانٍ فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ

اِسْمَعُوا أَيُّهَا الْإِخْوَةُ هَذِهِ الْبِشَارَةُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الدَّلَالَةِ عَلَى أَثَرِ النِّيَّةِ فِي الْأَحْوَالِ

يَقُولُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَتَى فِرَاشَهُ وَهُوَ يَنْوِي أَنْ يَقُومَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ فَغَلَبَتْهُ عَيْنُهُ حَتَّى أَصْبَحَ كُتِبَ لَهُ مَا نَوَى وَكَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً عَلَيْهِ مِنَ اللهِ
رَوَاهُ النَّسَائِيُّ

مَنْ جَاءَ إِلَى فِرَاشِهِ وَنَوَى عِنْدَ نَوْمِهِ أَنَّهُ يَسْتَيْقِظُ فِي آخِرِ اللَّيْلِ يُصَلِّي لِلهِ عَزَّ وَجَلَّ فَغَلَبَتْهُ عَيْنُهُ حَتَّى أَصْبَحَ

مَا اسْتَيْقَظَ إِلَّا وَالْمُؤَذِّنُ يُنَادِي لِصَلَاةِ الْفَجْرِ مَا بِشَارَتُهُ؟ يُكْتَبُ لَهُ مَا نَوَاهُ

إِنْ نَوَى أَنْ يُصَلِّيَ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً كُتِبَ لَهُ أَجْرُ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً

إِنْ نَوَى أَنْ يُصَلِّيَ سَبْعَ رَكَعَاتٍ كُتِبَ لَهُ أَجْرُ سَبْعِ رَكَعَاتٍ

ثُمَّ اُنْظُرُوا فِي الْمُقَابِلِ أَيُّهَا الْإِخْوَةُ يَقُولُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِي النَّارِ

قَالُوْا يَا رَسُولَ اللهِ هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ؟ قَالَ إِنَّهُ كَانَ حَرِيصًا عَلَى قَتْلِ أَخِيهِ
رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

سَيْفَانِ تَقَابَلَا كُلٌّ مِنْهُمَا يُرِيدُ أَنْ يَقْتُلَ أَخَاهُ فَسَبَقَ أَحَدُهُمَا الْآخَرَ الْقَاتِلُ فِي النَّارِ لِأَنَّهُ قَتَلَ أَخَاهُ

وَالْمَقْتُولُ فِي النَّارِ لِأَنَّهُ كَانَ يُرِيدُ أَنْ يَقْتُلَ أَخَاهُ وَقَدْ سَعَى فِي هَذَا وَشَهَرَ سَيْفَهُ عَلَى أَخِيهِ


Artikel asli: https://nasehat.net/nasehat-yang-indah-tentang-niat-baik-dan-niat-buruk-syaikh-sulaiman-ar-ruhaily/